Beberapa waktu yang lalu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mencanangkan Gerakan Hemat Energi Nasional (GHEN), dan Juni ini waktu dimulainya. Namun, masih banyak yang mangkir akan "instruksi" Presiden ini. Salah satunya adalah jajaran pemerintah daerah di Solo.
Hal ini lantaran media massa Solopos.com ketika berkeliling melaksanakan liputan lapangan menemui bahwa jajaran pemda Solo tidak mematikan waktu saat jam kerja. Mereka berdalih, ada yang kurang jelas matanya ketika mengetik jadi memerlukan penerangan ekstra selain hanya sinar matahari.
Mereka bukannya tidak tahu, namun mungkin masih enggan meninggalkan kebiasaannya yang lalu dan ada semacam culture shock dalam menghadapi kebijakan baru. Ini seperti diakui Kepala Dispertan Solo Weni Ekayanti dan Kepala DPU Solo Agus Witiarso. Mereka berdalih bahwa sejauh ini belum ada respon teknis pihak pemda terhadap "instruksi" Presiden tersebut dan mereka mengaku telah melakukan gerakan hemat energi dengan mematikan semua lampu ketika waktu pulang tiba.
Tidak adanya respon teknis ini mungkin terjadi akibat tidak fokus dan tidak seriusnya pimpinan daerah Solo (walikota Solo: Jokowi) dalam menurunkan "instruksi" Presiden yang masih dalam bentuk ide menjadi teknis. Mungkin juga, aktivitasnya mendekati Pilkada Jakarta dimana ia mencalonkan diri menjadi salah satu calon gubernur-nya ini telah menyedot perhatian lebih sehingga hal kecil yang sudah tercetus di jauh-jauh hari ini menjadi terlupakan dan tak tergarap. Nah, jika hal simple dan sederhana macam ini saja terlupakan, bagaimana kiranya ketika ia misalnya memimpin Jakarta - dimana sudah tidak ada hal simple dan sederhana lagi di sana? Sanggupkah ia menyelesaikan carut marut masalah di ibukota?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar