Selasa, 05 Juni 2012

Jakarta Bukan Tempat Eksperimen Jokowi



Sekitar dua bulan yang lalu, calon gubernur DKI Jakarta dari PDIP dan Gerindra Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dirinya telah mempelajari masalah Jakarta, khususnya masalah transportasi massal. Ia "turun lapangan" dengan menjajali alat transportasi tersebut.

Jokowi mengaku telah mencobai busway. Katanya, "Saya sudah mencoba busway yang tujuan Blok M-Kota. Nanti saya akan coba koridor lain dan angkutan yang lain seperti mikrolet dan commuter line." Pernyataannya seperti dikutip dari situs berita kompas.com.

Menurut Jokowi, dengan turun langsung ke lapangan dan merasakan sendiri, dirinya dapat memahami yang diinginkan masyarakat dan perbaikan seperti apa yang seharusnya dilakykan agar masyarakat merasa aman dan nyaman naik angkutan umum. "Dari merasakan sendiri itu, saya jadi tahu seperti apa nanti idealnya angkutan massal ini harus beroperasi," tandasnya.

Memang nampak ada itikad baik dari Jokowi untuk mencari tahu permasalahan yang ada di Jakarta khususnya dalam bidang transportasi. Ini merupakan contoh baik yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Namun, di sisi lain jadi nampak jelas bahwa Jokowi sendiri pun masih buta akan permasalahan transportasi di Jakarta. Makanya ia berusaha mencari tahu dan meraba apa permasalahan sesungguhnya.

Sementara, Jakarta yang sudah berusia 485 tahun pada Juni 2012 ini tak butuh pemimpin yang masih dalam taraf 'melihat permasalahan', melainkan butuh pemimpin yang sudah melihat permasalahan dan memiliki solusi atas permasalahan tersebut. Jakarta bukan tempat melakukan eksperimen, justru Jakarta ini butuh formula jitu untuk menuntaskan segala bentuk masalahnya. Jakarta butuh pemimpin yang memiliki solusi matang yang diikuti kebulatan tekad untuk mewujudkannya, agar ia tak goyah manakala diterpa berbagai usulan sarat 'kepentingan' yang mengobrak-abrik konsep solusinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar